
Kesalahaan Yang Sering Dilakukan Pada Diet Intermittent Fasting
Diet Intermittent fasting merupakan salah satu metode diet yang populer. Tapi saat kamu menjalankan dietnya berat badan kamu tak turun. Ini tandanya dalam praktiknya kamu masih banyak melakukan kesalahan pada diet intermittent fasting yang membuat hasilnya jadi tak maksimal.
Meningkatkan kesehatan tujuan banyak orang melakukan diet ini dan turunnya berat badan adalah bonus dari diet ini. Tak hanya itu penelitian menemukan bahwa diet ini memberikan dampak positif pada tubuh dan memperpanjang angka harapan hidup.
Kesalahan Diet Intermittent Fasting
Namun, ahli gizi Mia Holm mengatakan bahwa pada praktiknya, masih banyak orang yang membuat kesalahan saat melakoni pola puasa intermiten. Ia juga menegaskan bahwa puasa tersebut tak bisa dilakukan oleh semua orang.
- Makan makanan junkfood
Namanya juga diet, kalau kamu makan junkfood yang tinggi kalori sama aja bohong.
Kebiasaan makan junkfood membatalkan manfaat kesehatan yang diberikan diet intermittent fasting untuk tubuh.
- Kalori kurang
Diet ini tidak membatasi jumlah kalori yang dikonsumsi. Namun, lebih kepada membatasi waktu makan.
“Makan terlalu sedikit atau kurang dari 1.200 kalori per hari selama periode makan hanya akan menimbulkan penurunan massa otot dan memperlambat metabolisme,” kata Holm memperingatkan.
- Konsumsi air berkalori
Pantang saat malakuan diet Intermittent yaitu minum minuman berkalori seperti susu atau kopi dengan gula, termasuk juga air kelapa.
- Makan malam diatas jam makan malam
Bagian satu ini berhubungan dengan ritme sirkadian. Tubuh dirancang untuk makan di siang hari dan beristirahat setelah matahari terbenam. Makan terlalu larut akan mengganggu ritme sirkadian dan mengganggu siklus tidur.
“Penelitian menunjukkan bahwa makan terlalu larut akan meningkatkan risiko diabetes tipe-2, penyakit kardiovaskular, dan obesitas,” ujar Holm.
- Kurang minum air putih
Sebenarnya di awal puasa akan melepaskan air ke dalam aliran darah. Efek tubuh membakar glikogen.
Namun, setelah simpanan glikogen habis, tubuh tidak akan memiliki simpanan karbohidrat dan air untuk digunakan kembali. Dengan demikian, hidrasi ekstra sangatlah penting dalam puasa intermiten.